Pertama, organisasi. Banyak dari kita yang mencoba aktif dengan cara berorganisasi. Alasannya mungkin ingin mencari pengalaman. Organisasi pun jadi salah satu tempat dimana kita mencari jati diri kita. Tapi sesungguhnya organisasi tidak selancar yang dibayangkan. Banyak kerikil-kerikil yang pasti akan kita hadapi selama berorganisasi. Seringkali kita dihadapkan dengan kondisi dimana kita harus memilih satu hal dan mengorbankan hal yang lain. Kalau kita tidak kuat dan banyak mengeluh, kita tidak akan bisa bertahan. Tapi dari semua tantangan yang kita hadapi itulah yang membuat kita jadi kuat dan banyak belajar hal baru. Kalau kata orang mah, berorganisasi bisa membuat kita siap saat kita bermasyarakat nantinya. Memang benar sekali kalimat itu, terbukti saya beberapa kali mampu menempatkan diri di lingkungan rumah saya saat sedang dibutuhkan untuk suatu kegiatan.
Pengalaman organisasi saya dimulai saat SMP. Saya berasal dari SMP Negeri 1 Ciamis. Sekolah yang cukup jauh dari rumah saya di Cikoneng. Kenapa saya masuk ke sekolah ini, karena alasannya simpel agar gampang masuk ke SMA yang bagus. Saya di SMP hanya fokus mengikuti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Tidak tahu kenapa, tapi saya merasa tidak tertarik dengan satu pun ekstra kulikuler yang ada. Satu tahun pengalaman saya OSIS di SMP cukup untuk menjadi bekal saya di SMA. Saya masuk ke SMA Negeri 1 Ciamis. Alasannya karena ayah saya menjadi salah satu staff pengajar di SMA ini. Selama saya SMA, saya meningkatkan banyaknya organisasi yang saya ikuti. Saya mengikuti IRM (Ikatan Remaja Masjid), Optik (Organisasi Pelajar TIK), Pramuka dan OSIS. Saya mendapat amanat di IRM sebagai Ketua Presidium, di Optik sebagai anggota, di Pramuka sebagai anggota Tek. Pramuka, di OSIS sebagai ketua bidang A. Tapi dari keempat organisasi itu, yang memberi saya pengalaman terbanyak dan menjadikan saya seperti ini adalah Pramuka. Pramuka di sekolah saya termasuk pramuka yang menerapkan sistem kekeluargaan. Itulah yang membuat saya memegang teguh prinsip kekeluargaan dalam setiap keorganisasian saya di kuliah. Salah satu acara terbesar yang pernah saya pegang selama di SMA adalah Hiking Rally Ciradyka XXVIII Se-Jawa Barat dan Jawa Tengah. Setelah lulus SMA, rasa keorganisasian saya tidak memudar. Saat pertama memasuki dunia kuliah, saya memiliki keinginan untuk aktif di BEM KM IPB. Tapi semua berubah setelah saya mengenal Himpunan Profesi Matematika atau lebih dikenal dengan nama Gumatika. Di Gumatika, banyak hal terasa berbeda dengan SMA, banyak hal baru yang saya pelajari. Tapi rasa kekeluargaan di Gumatika masih terasa meskipun kebanyakan organisasi di kuliah itu lebih individu. Saya bergabung dengan Gumatika di tahun kedua saya di IPB. Saya tergabung menjadi anggota Public Relation di Gumatika kabinet Harmony. Setahun sudah saya mengabdi untuk Gumatika yang sekarang sedang memasuki masa-masa pemilihan ketua dan anggota baru. Sebentar lagi saya demisioner dari Gumatika periode 2015 dan rencananya, saya melanjutkan kepengurusan untuk periode 2016. Nah itulah pengalaman organisasi saya sampai saat ini.
Kedua, Teman. Teman adalah salah satu unsur kehidupan. Kita tidak akan bisa apa-apa tanpa teman. Teman pertama di hidup kita adalah orang tua kita. Jika organisasi adalah pilihan, maka teman adalah keharusan. Kita dituntut untuk dapat berteman dengan siapapun. Seringkali saat kita membutuhkan sesuatu, yang selalu ada untuk kita adalah teman. Bahkan banyak manga Jepang yang isi ceritanya menceritakan tentang kekuatan pertemanan. Nah salah satu masalah yang membuat kita galau dari teman adalah saat kita terpisah dengan teman dekat kita setelah sekian lama bersama-sama. Saya merasakan ini saat saya masuk kuliah. Dari sekian banyak teman dekat saya yang daftar ke IPB, hanya sedikit yang diterima, dan itupun bukan teman yang dekat pas SMA. Ini beberapa nama teman dekat saya waktu SMA yang diterima di kampus lain selain IPB. Rifqi a.k.a Stone diterima di UII, Risman a.k.a Rismen diterima di Polban, Azizah a.k.a Jijah diterima di Unsoed, Arien a.k.a Arien diterima di AKA Bogor, Ilham a.k.a Icut diterima di Polban, Anggi a.k.a Kumis diterima di Unsoed, Ade a.k.a Dekom diterima di UI dan masih banyak lagi. Meskipun kita terpisah jarak yang penting disaat libur semester kita masih bisa bertemu untuk melakukan reuni kecil-kecilan. Oh iya, ada teman SMA yang sama-sama diterima di IPB yang bahkan sekarang jadi teman deket banget, Risya a.k.a Icha dengan jurusan Agribisnis.
Oh iya satu hal lagi dari pertemanan yang bisa membuat kita galau adalah saat teman dekat kita punya pacar. Hal inilah yang biasanya membuat ada jarak antar teman. Tapi teman sejati adalah meskipun saat dia memiliki pacar, dia tidak akan lupa dengan teman dekatnya selama ini.
Yah bisa dibilang hidup saya bisa sewarna ini karena teman-teman saya sekarang. Banyak ejekan dan cacian yang muncul, tapi semua itu justru tanda dimana pertemanan semakin erat. Karena level tertinggi dari pertemanan adalah hinaan. Jangan pernah kecewakan teman kita. Ada pepatah yang bilang, "Musuh 1 terlalu banyak, teman 1000 masih kurang".
Ketiga, Cinta. Inilah hal terumit yang bahkan saya pun bingung bercerita dari mana. Cinta itu rumit, tapi terkadang cinta bisa sesimpel 1+1=2. Yup cinta, hal yang paling sering membuat pemuda-pemudi galau. Galau yang diciptakan dari cinta adalah saat ditolak, putus, terpisah, bahkan PHP. Padahal sesungguhnya cinta itu sempurna dan tak bisa disalahkan. Sebetulnya saya sedikit ragu untuk menceritakan pengalaman cinta saya, takutnya ada yang tersinggung, tapi menurut saya cerita ini masih masuk kriteria aman. Pengalaman cinta saya sebetulnya kurang bagus, kebanyakan sedih diawal-awal. Setiap jatuh cinta pasti bertepuk sebelah tangan. Saya pertama kali jatuh cinta adalah saat SD. Sampai lulus SD, masih tak tersampaikan perasaain ini. Tapi taulah cinta saat SD itu bisa hilang secepat kilat, tiba-tiba hilang pas masuk SMP. Di SMP saya 2 kali jatuh cinta, namun hasilnya bertepuk sebelah tangan keduanya. Di SMA pun pertama kali jatuh cinta hasilnya bertepuk sebelah tangan. Namun karena banyak pengalaman di tolak itu lah yang membuat saya terbiasa sakit wkwkw :') Akhirnya cinta pertama saya yang sampai ke hati yang lain adalah saat saya SMA kelas X di akhir semester 2. Saya menemukan tambatan hati saya, dia adalah Ira. Saya kenal Ira karena kita sekelas. Kita kelas IPA 3. Tidak butuh waktu lama untuk PDKT, karena dalam waktu sebulan kita sudah resmi jadian. Hubungan kita selama ini termasuk hubungan yang selalu adem ayem, jarang sekali ada masalah. Tapi tidak mungkin dalam suatu hubungan tidak disisipi dengan masalah, karena justru masalah itulah yang membuat kita semakin erat dan makin tak terpisahkan. Di tahun ke 3 kita dipisahkan karena perbedaan pilihan kampus. Saya masuk IPB dan Ira masuk Unsoed. Dia diterima di jurusan Farmasi. Awalnya meskipun kita LDR, hubungan kita baik-baik saja. Komunikasi terjaga, hati pun terjaga. Tapi di semester 4 hubungan kita mulai renggang karena kesibukan masing-masing. Puncaknya di libur semester 4, kita memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan "pacaran" dan beralih menjadi teman biasa. Maka sekarang saya kembali "Jomblo".
Waktu 4 tahun sudah memberi banyak saya pelajaran dalam hal cinta. Cinta itu tidak bisa kita perjuangkan sendirian tapi harus bersama-sama. Kepercayaan dan komunikasi adalah kunci sukses dalam menjaga perasaan masing-masing. Sebisa mungkin jangan menyakiti orang yang kita sayangi, saat kita sudah dapat orang yang tulus menyayangi kita, hargailah dia dan perlakukan dia bagai ratu tercantik di dunia ini. Karena perempuan baik tidak akan muncul 2x dalam hidup kita. Nah untuk kalian para pencari jodoh perempuan baik, sebelum kalian ingin mendapatkan perempuan baik, perbaikilah dulu diri kalian. Jodohmu adalah cermin dirimu sendiri. Bila ingin mendapat yang baik, maka jadikan dirimu baik. Bila ingin mendapat yang shaleh, maka jadikan dirimu yang shalehah. Bila ingin mendapat yang shalehah, maka jadikan dirimu yang shaleh. Jangan terlalu sibuk menuntut, tapi jadilah apa yang kau tuntut ^_^
Yah itulah 3 cerita yang paling sering membuat saya galau. Semoga cerita saya bermanfaat. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung dari cerita saya, saya hanya ingin berbagi. Mari berbagi cerita agar bisa saling mengingatkan dan mampu menjadi pelajaran untuk orang lain. Jadi baik itu biasa, tapi jadi berguna, luar biasa.
Yah itulah 3 cerita yang paling sering membuat saya galau. Semoga cerita saya bermanfaat. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung dari cerita saya, saya hanya ingin berbagi. Mari berbagi cerita agar bisa saling mengingatkan dan mampu menjadi pelajaran untuk orang lain. Jadi baik itu biasa, tapi jadi berguna, luar biasa.
Dari segi sastra tentu tulisan ini sangat bagus, bisa menggambarkan apa yg penulis rasakan
ReplyDeleteCatatan : refha naha ga ada nama aku -_-"
ohh makasih deh komentar na hehe
Deleteaduh hilap, atos ko ayeuna mah :D