Tuesday, November 10, 2015

Hari Pahlawan, Hari Pa Wawan?

Selamat Hari Pahlawan!!! 

Mengapa hari pahlawan diperingati pada tanggal 10 November? Pasalnya, saat itu para pahlawan bangsa Indonesia telah bertempur keras untuk memerdekakan Tanah Air. Hanya bersenjatakan bambu runcing, namun para pejuang bangsa ini mampu menghadapi tentara Inggris yang ada di Surabaya dengan gagah dan berani. Senjata api yang dimiliki Indonesia saat itu sangatlah minim. Akan tetapi, perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan Indonesia begitu besar. Terdapat salah satu tokoh terkenal dalam perjuangan itu, ia adalah Bung Tomo. Bung Tomo lah yang sanggup mengobarkan semangat para pemuda di Surabaya.

Itu mungkin cerita pahlawan untuk Indonesia. Nah yang ingin saya ceritakan disini adalah sosok pahlawan untuk saya. Ia adalah Ayah. Kenapa ayah? Kenapa bukan ibu? Memang ibu merupakan pahlawan juga untuk saya, tapi karena hari ibu sudah punya perayaannya sendiri di tanggal 22 Desember, dan karena hari Ayah deketan dengan hari pahlawan, makanya yang ingin saya bahas sekarang adalah Ayah. Sosok yang bejuang keras dengan keringatnya demi memenuhi kebutuhan istri dan anaknya.

Jujur saya tidak terlalu dekat dengan ayah saya, tapi saya tau beratnya beban menjadi laki-laki yang harus memimpin. Ayah saya adalah seorang guru matematika di SMA 1 Ciamis. Beliau sudah berkarir cukup lama menjadi guru, kurang lebih sudah 25 tahun. Ayah saya sosok yang ga terlalu suka bercanda. Beliau lebih suka tidak banyak bicara dalam bertindak. Tapi sekalianya beliau bicara, itu adalah hal yang mesti dilakukan. Beliau sosok yang tegas dan tidak terlalu memperlihatkan perhatian. Tapi pasti taulah sesungguhnya ayah itu memerhatikan lebih lebih daripada siapapun dan menjadi yang pertama medukung dengan setiap keputusan kita. Tidak pernah melihatkan lelahnya meskipun sudah kerja dari pagi sampai malem. Ayah adalah tempat dimana kita bercerita saat kita sudah kehabisan uang bulanan hihihi Ayah juga yang selalu dimintain tanda tangan buat rapot. Ayah juga yang mengajarkan kita berkendara pertama kali. Ayah juga yang mengajarkan bahwa sebagai laki-laki, jangan sekalipun berani menyakiti hati perempuan, kita harus menghargai hati perempuan selayaknya hati ibu kita. Intinya banyak pelajaran hidup yang saya pelajari dari Ayah. Ayah saya lah yang telah memberi nama "Refha Dwi Margana". Yang katanya arti dari nama itu adalah "24 dari kata Refha, anak kedua dari kata Dwi, dan bulan Maret dari kata Margana".

Ayah saya memiliki nama Wawan Dermawan. Di judul juga sudah disebutkan. Nama yang penuh berkah pemberian dari nenek saya. Saya bangga punya Ayah seperti Pa Wawan, karena itu saya ingin memberikan beliau hadiah dengan berprestasi di kampus IPB ini agar beliau pun bangga memiliki anak seperti Refha ini. Maklum selama ini saya belum pernah memberikan prestasi yang wah buat Ayah saya. Mudah-mudahan jalan saya diridhoi Allah.

Terakhir, sayangi Ayah kalian, tanpa beliau kita tidak bisa menjadi seperti yang sekarang. Nikmati waktu kalian bersama Ayah selagi masih bisa. Jangan sia-siakan waktu yang masih Allah berikan. Beliaulah sosok pahlawan sesungguhnya untuk saya. Selamat hari Pahlawan, selamat hari Pa Wawan, Selamat hari Ayah~




Pesan dari Bung Tomo : "Kobarkan Semangat Berjuang di setiap Jengkal Langkah Kita!"

No comments:

Post a Comment